Senin, 21 November 2011

Andai

Setiap hari itu isinya cuma berperang membasmi pikiran2 yang mengganggu. Yah, semua pikiran tentang masa lalu yang menyebalkan itu ga pernah berhenti datang dan berusaha menyakitiku, melemahkanku, menghambat langkahku.

 Semua itu membuatku berandai-andai. Andai memori itu seperti barang fisik berupa file yang bisa kita atur sesuka hati. Maksudku, seperti yang di kantor2 itu lho, bisa aku pilah2 berdasarkan kegunaannya. Memori yang menyenangkan dan berguna untuk memberikan semangat, yang bisa bikin senyum n ketawa ditaruh di lemari yang kita gunakan sehari2. Pintunya biar kebuka, karena itu butuh diakses tiap hari. Memori2 yang menyenangkan tapi sekarang ga berguna lagi karena udah berubah jadi menyakitkan disingkirkan, ditaruh di lemari di gudang pake kunci dobel2 biar ga bisa kebuka2 lagi. Kalo pun suatu saat kenangan itu bisa dipake lagi ya dibongkar lagi, yang bener2 ga kepake diancurin aja pake mesin penghancur kertas kayak yang di kantor2 itu loh, biar kenangan2 itu ga balik2 dan ga ganggu lagi. Sedangkan memori yang bener2  isinya jelek2 dan menyakitkan langsung diancurin aja selamanya, apalagi yang cuma bikin trauma.

Hemh, andai semudah itu ya. Aku ga perlu menghabiskan tenaga dan pikiranku menghalau pikiran2 yang mengganggu. Apalagi semalem kebawa mimpi. Menurutku, mimpi itu terjadi ketika lemari2 penyimpanan memoriku pintunya terbuka dan semua file berantakan jadi satu, termasuk file yang dimaksudkan untuk disimpan dan ditutup rapat2. Grrhh aku benci banget kalo udah kayak gitu. Bikin jadi ga semangat, bikin galau pagi2. Harus menata perasaanku yang juga jadi berantakan. Bikin capek.

Yah tapi mo gimana lagi. I can't help it. Itu terjadi gitu aja dan sesungguhnya ga bisa kukendalikan. Yang bisa kukendalikan adalah bagaimana mengatasi perasaanku. Tetap fokus sama apa yang harus dilakukan hari ini. Hari ini ada interview sama dosen untuk skripsiku. Masa iya aku mo biarin rasa nyesek itu menguasai aku. Aku ada tugas penting hari ini dan aku harus tetep menegakkan kepala ga peduli gimana rasanya di dalem. Jesus blesses me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar